Kamis, 24 Juni 2010

RATIH SARTIKA ( 224307028 )

NAMA: RATIH SARTIKA

NIM : 224307028

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan dalam bisnis layanan jasa transportasi udara pada masa sekarang benar-benar berkembang pesat. Banyak perusahaan penerbangan yang ikut serta meramaikan bisnis ini saling bersaing untuk mendapatkan pelanggan yang sebanyak banyaknya dengan berbagai macam cara dan strategi yang digunakan. Mulai dari harga tiket yang murah sampai dengan program pelayanan yang baik yang ditujukan untuk kepuasan pelanggan yang menggunakan jasa mereka.

Garuda Indonesia merupakan salah satu perusahaan penerbangan nasional yang meramaikan dunia bisnis layanan jasa transportasi udara. Sejak dibuka pada tahun 1995 sampai dengan sekarang Garuda Indonesia cabang Padang yang semula menggunakan tipe pesawat Fokker 27 atau Fokker 28, namun sekarang telah diperbaruhi dengan pesawat tipe Boeing 747-400 (GA 163 dan GA 165) yang memiliki daya angkut yang lebih besar (Garuda Indonesia cabang Padang 2008).

Dalam kondisi persaingan yang ketat, Garuda Indonesia harus berupaya mengantisipasi perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis jasa penerbangan. Salah satu upaya Garuda Indonesia cabang Padang yang dilakukan adalah dengan meluncurkan program layanan Garuda Frequent Flyer (GFF) yang merupakan suatu loyalty program bagi para pengguna jasa Garuda. Pelayanan Garuda Frequent Flyer, diberikan kepada penumpang yang sering melakukan penerbangan dengan Garuda Indonesia, dimana penumpang akan mendapatkan benefit sebagai imbalan atas pengumpulan jarak yang telah ditempuh dengan Garuda pada seluruh rute penerbangan domestik dan beberapa rute internasional (members.bumn.go.id). Untuk melihat jumlah penumpang Garuda Indonesia selama lima bulan terakhir dapat dilihat dari market sharenya.

Adapun market share jumlah penumpang Garuda Indonesia selama lima bulan terakhir dapat dilihat dari tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1

Market Share Jumlah Penumpang Garuda Indonesia

Januari sampai dengan Mei 2008

Tahun

Frekuensi

Penerbangan Garuda

Jumlah

Penumpang

Garuda

Jumlah Penumpang Seluruh Maskapai

Market Share

( % )

Januari

62

6.221

70.684

8,80

Februari

58

5.382

60.924

8,83

Maret

62

7.031

64.426

10,91

April

60

6.769

58.008

11,66

Mei

62

7.106

60.612

11,72

Total

304

32.509

314.654

Sumber : PT.(Persero) Angkasa Pura II (2008)

Adapun Market Share dapat dicari dengan menggunakan rumus :

Market Share = x 100 %

Pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa selama lima bulan terakhir, pada umumnya minat konsumen untuk memanfaatkan layanan jasa penerbangan khususnya Garuda Indonesia mengalami fluktuasi. Hal ini dibuktikan dengan perkembangan jumlah penumpang Garuda Indonesia yang cenderung naik dan turun setiap bulannya. Untuk menghadapi fluktuasi tersebut pihak Garuda Indonesia harus menyimbangi antara frekuensi penerbangan dengan permintaan terhadap layanan jasa penerbangan oleh konsumen di bulan tersebut. Kondisi market share Garuda Indonesia selama lima bulan terakhir terus mengalami peningkatan, dimana pada bulan Februari tingkat market share yang dicapai mengalami peningkatan yang tidak siknifikan dibanding pada bulan sebelumnya dan hal tersebut juga diikuti pada bulan Maret yang mengalami peningkatan yang cukup baik. Kemudian di dua bulan berikutnya market share Garuda Indonesia kembali mengalami peningkatan (PT. (Persero) Angkasa Pura II, 2008).

Konsep pemasaran yang dianut oleh Garuda Indonesia cabang Padang (2008) adalah memiliki tema pokok yang menyatakan bahwa seluruh elemen perusahaan harus berorientasi pada kepuasan pelanggannya. Perusahaan akan berusaha untuk mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan pelanggannya dan berusaha untuk memuaskan keinginan mereka. Pemahaman mengenai tanggapan dan perilaku konsumen terhadap jasa menjadi hal yang penting dalam menjamin tercapainya tujuan perusahaan untuk memuaskan keinginan konsumen.

Menurut Kotler (2007) kepuasan pelanggan adalah membandingkan antara kinerja yang dirasakan dengan yang diharapkan. Kinerja pelayanan yang tidak sesuai dengan harapan pelanggan pada saat menggunakan produk atau jasa (diskonfirmasi) tentunya akan memicu terjadinya lost customer (kehilangan pelanggan) pada sebuah perusahaan. Sedangkan Afeksi adalah “Sebagai fenomena kelas mental yang secara unik dikarakteristikan oleh pengalaman yang disadari, yaitu keadaan perasaan subjektif, yang biasanya muncul bersama-sama dengan emosi dan suasana hati”.(Mowen, Minor : 2001).

Dewasa ini konsumsi terhadap jasa mulai dipandang sebagai sesuatu yang melibatkan perasaan (afeksi), dimana perasaan atau emosi tersebut dapat dibangkitkan dengan penggunaan terhadap jasa tertentu. Emosi atau perasaan (afeksi) akan sangat berpengaruh ketika saat memakai atau menggunakan (during consumption). Ini disebabkan karena emosi atau perasaan merupakan hasil dari hubungan dan interaksi yang terus berkembang sepanjang waktu (Mowen, Minor : 2001).

Berdasarkan survey pendahuluan (2008), Garuda Indonesia cabang Padang belum mampu untuk meredam afeksi negatif secara keseluruhan dan masih adanya kualitas pelayanan yang masih bisa dimaksimalkan lagi. Hal ini terlihat saat pelanggan di kota Padang yang sering berpergian dengan Garuda, yang dihadapkan rasa khawatir dan takut terhadap keselamatan penerbangan serta hiburan dan makanan yang disajikan selama penerbangan yang masih biasa-biasa saja.

Pelanggan yang akan menggunakan layanan jasa, tentunya akan melihat atribut, kualitas layanan jasa dan citra merek sebagai suatu yang tersedia dari sebuah perusahaan, yang dapat mempesonakan indera, menggugah perasaan dan merangsang pemikiran-pemikiran mereka (Schmitt, 1999 dalam Balqiah 2002). Oleh sebab itu Garuda Indonesia harus bisa membangkitkan emosi dan afeksi positif pelanggan, yang pada akhirnya pelanggan akan merasa senang terhadap layanan jasa perusahaan dan menimbulkan kepuasaan yang tinggi.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Oliver (1994, dalam Tengku Ezni Balqiah 2002), bahwa afeksi positif, afeksi negatif, kualitas dan diskonfirmasi berpengaruh terhadap kepuasaan pelanggan, serta menurut Tengku Ezni Balqiah (2002) menyatakan bahwa afeksi negatif, kualitas dan diskonfirmasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasaan pelanggan.

Berdasarkan penjelasan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Afeksi, Kualitas, dan Diskonfirmasi Program Layanan Garuda Frequent Flyer (GFF) Terhadap Kepuasan Pelanggan PT. Garuda Indonesia Cabang Padang”.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian penulis diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

Berikut :

1. Bagaimana faktor afeksi, kualitas, diskonfirmasi dan kepuasaan pelanggan pada program layanan Garuda Frequent Flyer PT. Garuda Indonesia cabang Padang?

2. Apakah faktor afeksi, kualitas, dan diskonfirmasi pada program layanan Garuda Frequent Flyer berpengaruh terhadap kepuasaan pelanggan PT. Garuda Indonesia cabang Padang ?

3. Elemen-elemen utama apakah yang perlu dilakukan pada program layanan Garuda Frequent Flyer untuk meningkatkan kepuasaan pelanggan PT. Garuda Indonesia cabang Padang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk menganalisis faktor afeksi, kualitas, diskonfirmasi dan kepuasaan pelanggan pada program layanan Garuda Frequent Flyer PT. Garuda Indonesia cabang Padang.

2. Untuk menganalisis pengaruh faktor afeksi, kualitas, dan diskonfirmasi program layanan Garuda Frequent Flyer terhadap tingkat kepuasan pelanggan PT. Garuda Indonesia cabang Padang.

3. Untuk mengetahui elemen-elemen utama yang perlu dilakukan pada program layanan Garuda Frequent Flyer untuk meningkatkan kepuasan pelanggan PT. Garuda Indonesia Cabang Padang.

1.3 Ruang Lingkup

Penelitian dilakukan di PT. Garuda Indonesia cabang Padang. Yang diteliti adalah analisis dan pengaruh afeksi, kualitas, dan diskonfirmasi program layanan Garuda Frequent Flyer (GFF) terhadap kepuasan pelanggan setelah menggunakan layanan jasa PT. Garuda Indonesia. Elemen yang dibahas yaitu analisis dan pengaruh afeksi, kualitas, dan diskonfirmasi program layanan Garuda Frequent Flyer (GFF) terhadap kepuasan pelanggan serta elemen-elemen utama program kepuasan pelanggan. Penelitian berbentuk survey, data diambil dari sebagian populasi yang dijadikan responden untuk dimintai pendapatnya tentang masalah tertentu. Responden yang diambil adalah pengguna program layanan Garuda Frequent Flyer.

Aspek - aspek dimensi yang dinilai dalam kualitas layanan jasa tersebut adalah :

1. Afeksi positif yang muncul pada saat menggunakan layanan sebagai akibat dari pengalaman yang dirasakan, meliputi kedamaian yang dirasakan selama penerbangan, terpenuhinya permintaan selama penerbangan, kehangatan yang dirasakan selama penerbangan dan kegembiraan karena suasana di dalam pesawat.

2. Afeksi negatif yang muncul pada saat menggunakan layanan sebagai akibat dari pengalaman yang dirasakan, meliputi marah terhadap pelayanan yang diterima, pelayanan yang diterima tidak sesuai janji, khawatir akan keselamatan penerbangan, takut menghadapi hal-hal yang buruk dan diperlakukan tidak adil sesama penumpang.

3. Kualitas kinerja dari atribut utama pelayanan, meliputi desain interior pesawat, seragam awak kabin, hiburan, makanan yang disajikan, persahabatan, bantuan, kemampuan dan kesopanan awak kabin

4. Diskonfirmasi yang dirasakan pelanggan, meliputi keberangkatan pesawat dibanding harapan, pelayanan awak kabin dibanding harapan dan keseluruhan penerbangan dibanding harapan.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian terbagi atas 6 bab, yaitu :

· BAB I PENDAHULUAN

Meliputi : Latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.

  • BAB II KERANGKA TEORI

Meliputi : Teori-teori yang berkaitan dengan topik seperti pengertian pemasaran, jasa, bauran pemasaran jasa, pengertian afeksi, kualitas jasa, mengelola kualitas jasa, pengertian diskonfirmasi, kepuasan pelanggan, faktor yang mempengaruhi kepuasaan pelanggan, elemen program kepuasaan pelanggan, manfaat program kepuasaan pelanggan, mengukur kepuasaan pelanggan, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

  • BAB III METODE PENELITIAN

Meliputi : Desain penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, jenis data, teknik pengumpulan data, pengujian data, operasionalisasi pengukuran variabel dan analisis data.

· BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi sejarah dan gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, aktivitas pemasaran, produk dan layanan jasa dari perusahaan, wilayah pemasaran serta struktur pasar.

  • BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi antara lain karakteristik responden, analisis faktor afeksi, kualitas, diskonfirmasi dan kepuasaan pelanggan, pengaruh afeksi, kualitas, dan diskonfirmasi terhadap kepuasaan pelanggan serta Elemen-elemen utama dalam rangka meningkatkan kepuasaan pelanggan pada program layanan Garuda Frequent Flyer (GFF).

  • BAB VI PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan, implikasi penelitian atas penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan penulis dan saran yang dapat diberikan untuk perusahaan serta saran bagi penelitian selanjutnya.

M.FAHMI HALIM ( 224307094 )

NAMA : M.FAHMI HALIM

NIM : 224307094

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Lingkungan dunia usaha selalu berubah seiring dengan perkembangan

jaman yang terus menerus. Perubahan ini pada akhirnya akan membawa pengaruh

terhadap kondisi perekonomian Indonesia yang semakin terbuka sehingga

menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar badan usaha. Kondisi ini

menyebabkan semua penghasil barang dan jasa menghadapi lingkungan yang

semakin kompetitif dan menuntut efisiensi tinggi dalam penggunaan sumber daya

secara ekonomis.

Tuntutan untuk lebih efisien, inovatif dan konsisten dalam melakukan

kegiatan merupakan keputusan yang harus dipenuhi. Semua itu akan tercapai

apabila penyimpangan-penyimpangan dapat ditekan serendah mungkin, dan jika

mungkin dapat dihapuskan. Pada momentum inilah peranan internal audit

diperlukan dan di harapkan mampu menjawab setiap permasalahan yang terjadi.

Selain melakukan pengawasan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh personel

dalam suatu badan usaha, departemen internal audit juga diharapkan dapat

memberikan rekomendasi atas penyimpangan yang telah dilakukan. Departemen

ini haruslah bersifat independen, artinya departemen internal audit

mempunyai akses untuk masuk ke semua bidang yang ada dalam badan usaha

tersebut. Independensi ini penting untuk membatasi pengaruh departemen lain

agar auditor dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan obyektif. Bebas

artinya tidak ada paksaan dan tidak ada pengaruh dari pihak lain dalam melakukan

pemeriksaan. Obyektif artinya melihat suatu permasalahan dengan pikiran yang

jernih dan tidak memihak kepentingan sepihak.Tanpa departemen internal audit dalam satu badan usaha akan memungkinkan penyimpangan-penyimpangan semakin sulit terlihat. Kolusi antar personel maupun dengan pihak ekstern semakin tinggi dan akhirnya terjadi

penggelapan dari dalam. Tujuan akhir dari internal audit adalah memberikan

laporan yang berisi temuan pemeriksaan mengenai penyimpangan dan kecurangan

sehingga perusahaan dapat menekan biaya-biaya yang seharusnya tidak terjadi.

Perusahaan akan merasa dipenuhi keinginannya apabila hasil dari kualitas audit

yang dilakukan mempunyai output yang tinggi, biaya yang dikeluarkan kecil serta

laba yang dihasilkan dapat meningkat. Dan pada akhirnya pelanggan juga merasa

puas karena mereka membeli produk yang berkualitas dengan harga yang murah.

Untuk mencapai tujuan ini perlu dilakukan pemeriksaan operasional

terutama pada fungsi produksi agar badan usaha dapat menghasilkan produk

sesuai keinginan pelanggan. Demikian dengan prosedur akuntansi yang

berhubungan dengan fungsi produksi untuk dapat menghasilkan informasi yang

handal dan akurat.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk meminimkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam

perusahaan, suatu perusahaan harus mempunyai departemen

Seperti halnya yang terjadi pada PT. Graha Cendana badan usaha ini bekerja atas

dasar pesanan

yaitu perusahaan akan melakukan proses produksi

apabila ada pesanan dari pelanggan. Hasil produksi yang telah diselesaikan masih

disimpan dalam pabrik sampai ada perintah pengiriman dari manajer produksi.

Sedangkan yang bertanggung jawab terhadap hasil produksi tersebut adalah

kepala bagian produksi. Sehingga seringkali tejadi keterlambatan pengiriman

barang pesanan tersebut akibat masih menunggunya perintah pengiriman

digunakan, terutama apabila badan usaha mendapat banyak pesanan yang

melebihi hari-hari biasanya.

PT. Graha Cendana ini tidak mempunyai departemen untuk

melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap setiap aspek yang terjadi pada

proses bisnis sehingga tidak mengetahui penyebab terj adinya hambatan-hambatan

dalam fungsi produksi yang akhirnya menyebabkan keterlambatan pengiriman

barang pesanan ke pelanggan. Oleh karena itu perlu dicari penyebab terjadinya

hambatan-hambatan dalam fungsi produksi dengan melakukan cara pemeriksaan

operasional, sehingga dapat dicari alternatif pemecahannya untuk melakukan

perbaikan terhadap fungsi produksi badan usaha ini.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang diangkat dalam

skripsi ini adalah bagaimana penerapan audit operasional atas fungsi produksi

untuk mengetahui penyebab terjadinya keterlambatan pengiriman barang pesanan

ke pelanggan.

1.3 Batasan Penelitian

Skripsi ini berjudul "

PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK

MENINGKATKAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS FUNGSI PRODUKSI

PADA PT. GRAHA CENDANA'. Agar tidak menimbulkan persepsi yang

berbeda antara penulis dan pembaca berikut ini dijelaskan maksud dari judul

skripsi tersebut adalah skripsi ini membahas audit operasional yang perlu

dilakukan agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi produksi

sehingga dapat mengurangi keterlambatan pengiriman.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah

1. Untuk menganalisis fungsi produksi.

2. Untuk mengetahui penyebab keterlambatan pengiriman.

3. Untuk memberikan rekomendasi kepada pihak manajemen.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang ingin dicapai adalah

a. Manfaat bagi perusahaan

Memberikan rekomendasi kepada pihak manajemen untuk meningkatkan

efisiensi fungsi produksi.

b. Manfaat bagi penulis

Dari hasil kegiatan mempelajari, meneliti serta membandingkan teori-

teori yang telah didapat selama di perguruan tinggi dengan permasalahan

yang ada, diharapkan penulis dapat menambah pengetahuan serta

memperluas wawasannya.

c. Manfaat bagi pembaca

Sebagai dasar pembanding bagi pembaca yang akan mengadakan

penelitian sejenis.

1.5 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode evaluasi dan deskriptif kuantitatif. Menurut Supardi (2005:26), metode evaluasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk merumuskan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan yang dilakukan, agar diperoleh umpan balik bagi upaya perbaikan perencanaan; sistem dan metode-metode kerja yang telah dilakukannya. Sedangkan deskriptif kuantitatif adalah memaparkan dan menjelaskan tentang data yang berupa angka-angka, kemudian dilakukan analisis data guna mengelola, menyajikan serta menginterpretasikn data yang berwujud angka tersebut.

1.5.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data berupa angka-angka tentang oprasi produksi dalam PT. Graha cendana, sedangkan sumber data untuk perbandingan itu sendiri di ambil dari international operation production.

1.5.2 Metode Pengumpulan Data

a. Penelitian Lapangan (Field Research)

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam bentuk kuesioner (daftar pertanyaan) pada pihak terkait di bidang operasi produksi.

b. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas perusahaan (on the spot) yang berkaitan dengan penanganan kegiatan perusahaan.

1.5.3 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Pengumpulan data melalui studi kepustakaan yang hasilnya berupa landasan teori dari bahan-bahan literatur secara tertulis dalam bentuk text book, jurnal, brosur dan sumber-sumber lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini sebagian besar mendapatkan data di dapat dari perpustakaan STMT Trisakti.

1.6 Metode Analisis Data

Untuk menganalisis data peneliti menggunakan metode analisis horizontal dan analisis trend. Dalam hal ini membandingkan total dan mutu oprerasi produksi PT.Graha Cendana pada PT American President foods Jakarta dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007.

1.7 Sistematika Skripsi

Untuk mempermudah pembahasan, penulisan penelitian skripsi ini akan

dibagi menjadi beberapa bab sebagai berikut

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi garis besar penelitian yang berisi latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan pengertian, tujuan dan manfaat penelitian serta

si stematika penel itian.

BAB II Kajian Pustaka

Bab ini berisi teori-teori dan konsep-konsep yang berhubungan dengan

pokok permasalahan untuk digunakan oleh penulis sebagai dasar analisis

data dan pembahasan.

BAB III Metodologi Penelitian

Bab ini berisi metode penelitian yang digunakan oleh penults dalam

mengumpulkan data dan menganalisis data.

BAB IV Pelaksanaan dan Pembahasan

Bab ini berisi gambaran perusahaan sebagai obyek penelitian yaitu PT.

Graha Cendana antara lainnya gambaran umum perusahaan, struktur

organisasi, proses produksi dan hasil produksi. Bab ini juga

mendeskripsikan pembahasan dan analisa permasalahan berdasarkan

kajian pustaka yang digunakan oleh penulis.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan bab yang terakhir dari keseluruhan bab dalam

skripsi ini yang berisi kesimpulan dari analisis permasalahan yang ada

pada bab sebelumnya. Selanjutnya dalam bab ini juga diberikan

informasi yang bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak

manajemen dan saran untuk perusahaan